Postingan

Antara Lubang Buaya dan Kalibata

Gambar
Sabtu pagi yang dingin (4/11/17), saya sudah bersiap pergi ke Jakarta. Semua karena rida Allah, saya mendapatkan tiket bulak-balik Bandung-Jakarta, Jakarta-Bandung, Gratis! Harapan dan doa untuk dapat mengunjungi kawasan penyiksaan Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya dan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, terjawab sudah. Perjalanan pagi itu benar-benar membuat saya tidak sabar, sekaligus penuh tantangan, sebab saya akan pergi ke kota orang, bukan kota yang saya kenali sama sekali. Pukul sepuluh pagi kurang, tibalah saya di Jatiwaringin. Setelah beristirahat beberapa saat, saya memutuskan untuk naik ojek dari menuju kawasan Lubang Buaya. Ucapan Selamat Datang di Museum/Monumen Pancasila Sakti Memasuki kawasan kompleks penyiksaan Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya, saya bisa merasakan daerahnya memang seperti itu, masih ada pohon-pohon yang tumbuh berjejer. Mungkin pada tahun 1965, pohonnya tumbuh lebih banyak dan lebih rapat. Oh iya, harga tiket masuknya Rp 4000.

Pierre Tendean Pernah Menjadi Guru Bahasa Indonesia?

Gambar
Salam bahagia bagi para penggemar Kapten Pierre Tendean. Bagi penggemar salah satu Pahlawan Revolusi termuda, Pierre Tendean, tentunya sudah tidak asing dengan istilah Atekad atau Bumi Panorama. Ya, itulah tempat Pierre Tendean menimba ilmu kemiliterannya di Bandung. Berbicara soal Bumi Panorama, tahukah kamu bahwa Bumi Panorama itu berdekatan dengan Bumi Siliwangi yang juga pernah disebut-sebut dalam beberapa ‘peninggalan’ Sang Kapten (anumerta) Pierre Tendean? Keberadaan Pierre Tendean rupanya sudah menjadi buah bibir bagi masyarakat di sekitar Bumi Panorama kala itu. Tidak hanya di Bumi Panorama, Pierre Tendean pun terkenal di kalangan mahasiswi Bumi Siliwangi, atau yang dulu lebih dikenal sebagai FKIP, atau yang sekarang dikenal sebagai Universitas Pendidikan Indonesia. Bercerita mengenai Universitas Pendidikan Indonesia, pada awalnya kampus ini berdiri dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Kampus ini berdiri tepat 63 tahun yang lalu hari ini, 20 Oktober 1954

Rumah Rantau Pierre Tendean di Bandung

Gambar
Selamat sore. Apa kabar kalian semua? Hari tadi saya sangat bersemangat dan bahagia. Oleh karena itu, sekarang saya akan membagikan kebahagiaan dan semangat itu pada pembaca blog ini semuanya. Masih tentang Kapten kita, Pierre Tendean, saya berhasil menggerakkan kaki dan imaji saya ke tahun 1958. Pagi tadi saya pergi ke sebuah rumah yang merupakan rumah tempat tinggal (pertama?) Pierre Tendean di Bandung. Rumah yang pernah menjadi saksi bagaimana Pierre remaja merantau ke Bandung demi mengikuti pendidikan ATEKAD. Mengapa saya yakin rumah itu adalah sebuah rumah yang pernah menjadi naungan seorang remaja blasteran penuh semangat yang kemudian diangkat (anumerta) menjadi Pahlawan Nasional Indonesia, Pierre Tendean? Sebab alamat rumah tersebut pernah Pierre Tendean torehkan di atas kartu pos ketika ia mengabari keluarganya di Semarang. Mungkin di rumah itu pulalah Pierre menulis kartu pos yang warnanya sudah menguning tersebut. “Sampai di Bandung dengan Selamat,” itulah

Pierre Tendean: Si Pelipur Lara

Gambar
     Salam kenal, nama saya Iqbal. Saya seorang mahasiswa semester tujuh yang sedang ingin mengisi waktu luang. Saya tinggal di Bandung.     Sekarang tanggal 8 Oktober 2017. Sekitar seminggu yang lalu kita semua menyaksikan film Pengkhianatan G30S/PKI di salahsatu kanal televisi, bahkan dua hari berturut-turut film itu diputar oleh kanal televisi yang berbeda. Saat itu saya menyaksikannya bersama kedua orangtua dan adik saya. Setelah menyaksikan film itu, saya pikir film Pengkhianatan G30S/PKI sangat mempengaruhi diri saya, terutama semangat cinta tanah air yang ada di dalam jiwa. Saya tidak tahu mengapa, tapi film itu seakan membuka pemikiran saya bahwa mencintai tanah air adalah suatu hal yang memang sudah ada di dalam diri, tetapi kita hanya perlu menyalakan lilin-lilinnya dengan hati dan perjuangan.     Saat itu adalah kali pertama saat menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Sejak saat itu saya menjadi sangat penasaran dan seakan-akan tragedi tersebut benar-benar membuka pikira